RESUME 4

MENULIS KARYA ILMIAH

MODERATOR  Nur Dwi Yanti biasa di panggil NDY

NARA SUMBER Mr. Yons/ Bapak Eko Daryono, S.Pd

(atau sahabat ingin tahu lebih tentang beliau, yuk intip di https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html )

salah satu tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell , menggambarkan passion sebagai “the fuel for will’ atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.

Materi yang dibawakan malam ini adalah Menulis Buku dari Karya Tulis Ilmiah. Lebih tepatnya Menerbitkan buku dari Karya Tulis Ilmiah. Tema yang sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku. Meski demikian, standar tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi.

 

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku

KTI          Non buku antara lain : KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi

KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal

KTI berupa ulasan atau resensi

KTI          Buku : Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi

Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan

Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Beliau juga menjelaskan Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas

Bagaimana struktur penulisan KTI

Umumnya seperti struktur bab berikut ini :




Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus

Apa sih perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

cara mengkonversi KTI menjadi buku

1.       Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

Contoh





2.       Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

 

Modifikasi Bab I

 

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku

Mr. Yons mengemukakan, Pada konversi PTK yang saya buat, saya rubah pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku

Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

 

Modifikasi Bab II




Susunan bab dan sub bab di atas saya rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :

 



Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya

Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan

Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya

Menginclude bab 3 dibab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3. Misal dari contoh ini, langkah-langkah tindakan saya include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan Every One is Teacher Here Menggunakan Model Tindakan Kelas. Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan

sebagai contohnya berikut




Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan

Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV

Dalam contoh yang diberikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK

Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Misalnya saya pernah mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya full karena memang berisi cara membuat kerajinan, makanan

Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V  diberi judul PENUTUP.

Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak

Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan

Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis

Keempat, modifikasi bahasa buku

Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Nah, sahabat penulis, bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas saja?.. contohnya?

Sumber Asli

Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau

tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh

perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

 

Modifikasi

“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

 

 Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita. Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku adalah : “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu. Yuppzzzz gitulah beliau mengakhiri kata-kata untuk para sahabat yang sedang ingin belajar sebagai penulis di KBMN 28 pertemuan ke 4



5 komentar:

  1. Bunda Rizki... kenapa gambar - gambarnya hanya muncul yang terakhir saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah saya perbaiki 🙏🙂, trimkasih sudah berkunjung 🤗

      Hapus
  2. Balasan
    1. Trimkasih sudah berkunjung, saya akan berkunjung juga 😀🙏

      Hapus
  3. Maaf apakah hanya di saya saja gambar tidak muncul ....maaf ya Bun

    BalasHapus