Pertemuan ke 12



Bunga sekuntum Mekar berseri,
Disunting gadis dari Betawi,
Assalamu Alaikum pegiat literasi,
Salam jumpa dengan Bu ewi

Semoga malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk memotivasi diri mewujudkan  mimpi menjadi penulis sejati

Yeee, kata-kata yang keren sekali. Dilanjutkan dengan motivasi di bawah ini
Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis 

Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan

Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.

Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan

Maka,.ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran.

 Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya.
Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

Bagaimana caranya?

Sahabat pegiat literasi sekarang sudah berada di tempat yang tepat

Yuk mari intip biodata


https://blogsusanto.com/kalimatmu-kepanjangan/

Judul.materi malam ini adalah 
"Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan '


 Narasumber memberikan pegetahuan sekias melalui blognya dan saya rinci di bawah ini

1. Pengertian Proofreading

Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu di publikasikan/diterbitkan atau dibukukan. Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan pada saat kita menulis di suatu media yang akan kita publikasikan atau cetak dalam bentuk buku.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Proofreading  

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia baca bisa diterima logika dan dipahami. untuk itu harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Ø  Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?

Ø  Susunannya sudah tepat atau belum?

Ø  Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?

3. Mengapa harus melakukan proofreading?

Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan, untuk itu Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas atau mempublikasikan, contohnya menulis di kompasiana.com atau di blog pribadi

4. Kapan kita melakukan proofreading?

Melakukan proofreading beberapa saat setelah selesai menulis. menurut Bapak Padil (Supadilah) "Jangan terburu-buru mengirimkan artikel. Kita melihat kembali (review) tulisan adalah hal bijaksana yang harus dilakukan. Penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta aturan teknis berkaitan dengan ejaan perlu diperhatikan".

Memeriksa tulisan dilakukan setelah tulisan selesai, BUKAN ketika kita sedang melakukan penulisan/tulisan masih jalan separuh atau baru dua paragraf, dan sebagainya. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.

 

5. Langkah dalam melakukan proofreading? 

Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

mengecek ejaan. Ejaan yang kita tulis harus merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

  • Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
  • Konsistensi nama dan ketentuannya
  • Perhatikan judul Bab dan penomorannya 

 

Contoh penulisan kalimat :

Hari Minggu yang biasanya di gunakan untuk libur bersama, tetapi pada Hari Minggu, tanggal 18-09-2022 suamiku bersama teman-temannya mengadakan acara memancing ikan mas.
Pengulangan kata Hari Minggu (Hari ditulis huruf kapital?)
Lebih baik dibuat menjadi dua kalimat dan penulisan bulan di ganti menggunakan huruf

Contoh lain penulisan kata di .....

di + kata menunjukkan tempat (benda) >> di Jakarta (di pisah)
di + kata kerja >> disambung
di + peluk >> dipeluk (sambung, 'kan)

 
6. Hal-hal yang harus dihindari dalam penulisan

Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. 

Hindari memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ada beberapa perubahan misalnya:

Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.

Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.

Untuk melakukan proofreading tulisan kita.menuju laman:  https://ejaan.kemdikbud.go.id/  berdampingan dengan KBBI 


















 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar